Saturday, March 21, 2009

MEMAHAMI EKSISTENSI ALLAH DENGAN FISIKA

Iksan Taufik Hidayanto, S.Pd Staf Pengajar Fisika
Jika mendengar senjata pemusnah massal, yang terbayang pasti di seputar senjata Nuklir yang telah menghancurkan 2 kota di Jepang, Hisroshima dan Nagasaki. Kekuatan senjata Nuklir memang diakui keampuhannya dalam meluluhlantakkan lingkungan di sekitar ledakan, apalagi manusia!............


Ketakutan akan senjata Nuklir inilah yang menyebabkan hebohnya dunia Timur Tengah karena Iran telah mengembangkan teknologi Nuklir, yang notabene untuk kepentingan sipil dan energi Iran. Selain Nuklir sebenarnya senjata pemusnah massal lainnya senjata Biologi dan Kimia, yang sebelumnya menjadi alasan Amerika memerangi negara Irak.

Terlepas dari masalah politik di atas, penulis mencoba menguraikan, senjata-senjata pemusnah massal dalam Qur’an. Tulisan ini bukan merupakan tafsir ayat-ayat Qur’an, karena bukan bidang keahlian penulis.


a. Kemungkinan2 Senjata Nuklir di Qur’an

Dalam akhir surat al Fiil, diceritakan bahwa pasukan abrahah (beserta bala tentara canggihnya di Zaman itu) luluh lantak akibat burung Ababiil, yang mana sebagian ahli tafsir menyatakan batu2 yang dijatuhkan oleh burung2 itu berasal dari neraka. Pendapat lainnya menyatakan batu2 tsb berasal dari bahan radioaktif yang menyebabkan pasukan Abrahah menjadi seberti daun yang dimakan ulat.
Kemungkinan lainnya, ayat Qur’an yang menyatakan “apabila laut dipanaskan” menunjukkan bahwa dasar laut yang dalam mengandung bahan2 yang bisa memanaskan air laut. Para ahli Fisika Nuklir menyatakan, di bawah tekanan yang besar, Hidrogen bisa menjadi Hidrogen Berat, yang merupakan bahan Bom Hidrogen (dengan kekuatan 700x Bom Atom). Terdapat isyarat2 yang menyatakan kemungkinan nuklir di dalam Qur’an.

b. Suara sebagai Pemusnah Massal

Di dalam al Qur’an, terdapat beberapa ayat yang menceritakan penghancuran umat-umat terdahulu yang durhaka akibat suara. Kaum Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah (menentang rasul-rasul).

"Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa“. (Q.S. 69. Al Haaqqah : 5).

Dalam keterangan tambahan yang dimaksud dengan kejadian luar biasa itu ialah petir yang amat keras yang menyebabkan suara yang mengguntur yang dapat menghancurkan.

“Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang“ (Q.S. 38. Shaad : 15).

Di dalam ayat yang lain disebutkan:

“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati” (Q.S. 36. Yaasiin : 29).

“Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar”.
Kaum Tsamud yang pandai memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) merasa aman (dengan apa yang mereka bangun).
“maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi” (Q.S. 15. Al Hijr : 83).

“Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu”. (Q.S. 23. Al Mu’minuun : 41)

“Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya”. (Q.S. 11. Huud : 67).

“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit”. (Q.S. 15. Al Hijr :73).

“Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya“. (Q.S. 11. Huud : 94).

“Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang”. (Q.S. 54. Al Qamar : 31)

Dengan teriakan ini, kaum durhaka terdahulu dimusnahkan Allah Swt dengan suara, tetapi apakah suara biasa yang bisa memberi efek penghancuran? Tentu saja tidak. Ditinjau dari ilmu Fisika, suara-suara yang bisa di dengar manusia berada pada rentang frekuensi 20 Hz - 20.000 Hz. Di luar rentang frekuensi ini manusia tidak mampu mendengarnya, seperti suara semut, kepakan sayap lebah dan lainnya.
Contoh konkrit suara yang memiliki energi tinggi (baca daya hancur) adalah suara dari pesawat supersonik yang bisa bergerak lebih dari 3 kali (march 3) kecapatan suara (l.k. 1000 m/s), dan pesawat tempur (bisa march 4). Jika pesawat-pesawat ini terbang rendah, akan menghancurkan kaca2 gedung yang dilewatinya. Jika amplitudo suara ini diperbesar, kemungkinan akan memberikan daya hancur yang lebih. Energi gelombang (dalam hal ini bunyi), sebanding dengan Intensitasnya dan sebanding dengan kuadrat amplitudonya.
Pada kehidupan sehari2, suara bising saja sangat mengganggu apalagi suara petir (guntur). Dalam ayat2 di atas, dinyatakan bahwa suara2 yang menghancurkan kaum Tsamud sangat “mengguntur”, bahkan “tidak berselang“. Dinyatakan pula bahwa terjadinya di saat tenang, yaitu menjelang pagi (habis subuh).

c. Angin Sebagai Pemusnah Massal
Kaum ‘Aad dimusnahkan dengan angin panas.

“Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.” (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih”.
(Q.S. 46. Al Ahqaaf : 24)

Angin pada kelembaban tertentu, merupakan keadaan yang sangat menyenangkan. Namun jika angin mulai panas, maka selain kebaikan terdapat pula efek negatif yang dimilikinya. Angin yang berhembus memiliki energi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik misalnya. Jika terjadi perubahan iklim yang mengglobal, angin akan menjadi panas, dan pada tingkat tertentu manjadi pemusnah massal bagi daerah yang dilaluinya.

Gelombang panas yang melanda negara-negara besar merupakan salah satu dari efek pemanasan global, akibat ulah manusia terhadap lingkungan. Jika dahulu kaum ‘Aad dimusnahkan secara serentak, sebenarnya saat ini umat manusia merasakan aba2 untuk menyikapi diri. Dalam ilmu Fisika, angin adalah udara yang bergerak, sementara secara Kimia, kandungan terbesar udara terdiri dari gas oksigen (O2), Nitrogen (N2), Ozon (O3) dan lainnya. Dalam bahasa sehari2 O2 adalah api, jika komposisi udara berubah sedikit saja, sebenarnya peluang pembakaran (pemusnahan) manusia sedang dibuka.

c. Air Sebagai Pemusnah Massal
ditulis oleh: Pandapotan Harahap, M.Pd.

Selanjutnya... readmore »»
Thursday, March 19, 2009

Beriman Kepada Kitab

Setiap Muslim hendaklah percaya dan beriman atas semua Kitab yang pernah diturunkan Allah Ta'ala, dan semua Shuhuf yang diberikan Allah Ta'ala kepada sebagian rasul-Nya. Serta bahwa itu semua adalah firman-Nya yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya agar mereka menyampaikan Syari'at dan agama dari-Nya. Kitab terbesar ialah empat kitab: Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang diturunkan kepada hamba Allah dan Rasul-Nya, Isa 'Alaihis Salam. Al-Qur'an adalah kitab teragung di antara keempat kitab tersebut, pengendali kitab-kitab tersebut, dan penghapus semua Syariat dan hukum-hukum kitab-kitab sebelumnya, berdasarkan dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal sebagai berikut.

Dalil-Dalil Wahyu

Perintah Allah Ta'ala untuk beriman kepada Kitab-Kitab-Nya dan penjelasan Allah tentang kitab-kitab tersebut. Allah Ta'ala berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dna kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya." (An-Nisa': 136).
"Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Al-Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan." (Ali Imran: 3-4).
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain." (Al-Maidah: 48).
"Dan Kami berikan Zabur kepada Daud." (An-Nisa: 163).
"Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Al-Qur'an dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhamma) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas. Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang dahulu." (Asy-Syua'ra': 192-196).
"Sesunguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu. (Yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa." (Al-A'la: 18-19).
Penjelasan Rasulullah saw. tentang kitab-kitab tersebut dalam banyak sekali hadits, misalnya,
"Sesungguhnya keberadaan kalian terhadap orang-orang sebelum kalian ialah seperti waktu antara shalat Ashar dengan terbenamnya matahari. Pemeluk Kitab Taurat diberi Kitab Taurat, kemudian mereka mengamalkannya hingga pertengahan siang, kemudian mereka tidak mampu melaksanakannya kemudian diberi uang satu qirath satu qirath (pecahan uang dinar). Pemeluk Kitab Injil diberi Kitab Injil, kemudian mereka mengamalkannya hingga shalat Ashar dikerjakan, kemudian mereka tidak mampu mengamalkannya, kemudian mereka diberi uang satu qirath satu qirath. Kemudian kalian diberi Al-Qur'an, kemudian kalian mengamalkannya hingga matahari terbenam, kemudian kalian diberi uang dua qirath dua qirath. Para Ahli Kitab berkata, ‘Mereka lebih sedikit amal perbuatannya daripada kami, namun lebih banyak pahalanya,' Allah berfirman, ‘Apakah Aku mengurangi sedikitpun dari hak kalian?' Mereka menjawab, ‘Tidak'.
Allah berfirman, 'Itulah karunia-Ku yang Aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki'. (Diriwayatkan Al-Bukhari).
"Bacaan diperingan bagi Nabi Daud, kemudian ia memeritnahkan hewannya diberi pelana, kemudian ia membaca Taurat atau Injil sebelum hewannya diberi pelana, dan ia tidak akan makan kecuali dari hasil kerja tangannya sendiri." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
"Tidak boleh dengki, kecuali kepada dua orang: Orang yang diberi Al-Qur'an oleh Allah, kemudian ia membacanya di pertengahan malam, dan pertengahan siang. Dan orang yang diberi harta, kemudian ia menginfakkannya di pertengahan malam, dan di pertengahan siang." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
"Aku tinggalkan pada kalian selagi kalian berpegang teguh padanya, kalian tidak akan sesat, yaitu Kitabullah, dan Sunah Rasul-Nya." (Diriwayatkan Al-Hakim. Hadits ini shahih).
"Kalian jangan membenarkan Ahli Kitab, dan jangan mendustakan mereka. Namun ucapkanlah, ‘Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan diturunkan kepada kalian, Tuhan kita, dan Tuhan kalian adalah satu, dan kita menyerahkan diri kepada-Nya'." (Diriwayatkan Al-Bukhari).
Keimanan jutaan ulama, orang-orang bijak, dan orang-orang beriman di setiap zaman dan tempat, dan keyakinan kuat mereka bahwa Allah Ta'ala telah menurunkan kitab-kitab yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya, manusia terbaik pilihan-Nya.
Dalil-Dalil Akal

Kelemahan manusia dan kebutuhannya kepada Tuhan mereka dalam memperbaiki jasmani dan ruhaninya. Itu menghendaki penurunan kitab-kitab-Nya, yang berisi undang-undang dan hukum-hukum, yang mewujudkan kesempurnaan pada manusia dan apa yang mereka butuhkan dalam kehidupan dunia mereka dan kehidupan akhirat mereka.
Para rasul adalah mediator antara Allah Ta'ala dengan hamba-hamba-Nya. Para rasul tersebut tidak berbeda dengan manusia lainnya yang hidup pada zaman tertentu, kemudian meninggal dunia. Jika mereka tidak memiliki risalah yang dikandung kitab tertentu, pastilah risalah mereka hilang begitu saja bersamaan dengan kematian mereka. Dan manusia sepeninggal mereka hidup tanpa risalah dan tanpa mediator. Akibatnya, hilanglah tujuan utama wahyu dan risalah. Tidak diragukan lagi, bahwa kondisi ini menghendaki penurunan kitab-kitab Ilahiyah.
Jika rasul menyeru kepada Allah Ta'ala tidak membawa Kitab dari Tuhannya, yang di dalamnya terdapat undang-undang, petunjuk, dan kebaikan, maka dengan mudah manusia mendustakannya dan mengingkari risalahnya. Jadi, kondisi ini menghendaki penurunan Kitab-Kitab Ilahiyah untuk menegakkan hujjah pada manusia.

Sumber,Tahun Ke-3(2009) Diterbitkan Oleh Jawatan Kuasa Risalah Jum`at Dan Masjid Assyakirin Bagian Bintulu
Pusat Kajian Islam...

Selanjutnya... readmore »»

Di waktu Rasulullah SAW. sedang asyik bertawaf di Ka'bah, beliau mendengar seorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: 'Ya Karim! Ya Karim!' Rasulullah s.a.w menirunya membaca 'Ya Karim! Ya Karim!' Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka'bah, dan berzikir lagi: 'Ya Karim! Ya Karim!' Rasulullah SAW yang berada dibelakangnya mengikuti zikirnya 'Ya Karim! Ya Karim!' Merasa seperti di olok-olokan, orang itu menoleh kebelakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata: 'Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokan ku, karena aku ini adalah orang Arab badui? Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.' Mendengar bicara orang badui itu, Rasulullah SAWtersenyum, lalu bertanya: 'Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?''Belum,' jawab orang itu. 'Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?' 'Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan saya membenarkan putusannya sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,' kata orang arab badui itu pula. Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: 'Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!' Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.'Tuan ini Nabi Muhammad?!''Ya,' jawab Nabi SAW Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki RasulullahSAW Melihat hal itu, Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya: 'Wahai orang Arab! Janganlah berbuat serupa itu.Perbuatan serupa itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya.Ketahuilah, ALLAH mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi berita gembira bagi orang yang beriman, dan membawa berita ancaman bagi yang mengingkarinya.' Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: 'Ya Muhammad! Rabb As-Salam (puncak keselamatan) menyampaikan salam kepadamu dan bersabda: Katakanlah kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih ALLAH. Ketahuilah bahwa ALLAH akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!'. Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata: 'Demi keagungan serta kemulian ALLAH, jika ALLAH akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNYA!' kata orang Arab badui itu. 'Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan ALLAH?' Rasulullah bertanya kepadanya. 'Jika ALLAH akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa besar maghfirahNYA,' jawab orang itu. 'Jika DIA memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan mem perhitungkan betapa keluasan pengampunanNYA. Jika DIA memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawananNYA!'. Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril AS turun lagi seraya berkata: 'Ya Muhammad! Rabb As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sungguh karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Nah katakan kepada temanmu itu, bahwa ALLAH tak akan menghisab dirinya, juga tak akan memperhitungkan kemaksiatannya. ALLAH sudah mengampuni semua kesalahannya dan ia akan menjadi temanmu di surga nanti!' Betapa sukanya orang Arab badui itu, apabila mendengar berita tersebut. Ia lalu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Sumber,Tahun Ke-3(2009) Diterbitkan Oleh Jawatan Kuasa Risalah Jum`at Dan Masjid Assyakirin Bagian Bintulu
E-Takziarah

Selanjutnya... readmore »»

Yerusalem ( Berita ) : Perdana menteri Israel yang akan mengakhiri jabatannya, Ehud Olmert, hari Minggu mengatakan bahwa pemerintahannya sudah siap menandatangani kesepakatan damai dengan Palestina namun Palestina dianggap tidak punya keberanian untuk melakukannya.
“Perundingan damai dengan Palestina sudah mencapai kemajuan besar dan lebih menarik serta mendalam dibandingkan pembicaraan lainnya di masa lalu oleh pemerintah manapun, termasuk (mantan perdana menteri dan sekarang Menteri Pertahanan yang akan mengakhiri jabatan) Ehud Barak di Camp David (di Amerika Serikat tahun 2000),” kata Olmert.
“Fakta bahwa kita sejauh ini belum mencapainya (perjanjian damai), itu dikarenakan kelemahan dan tidak adanya keberanian di pihak para pemimpin Palestina,” katanya dalam sidang kabinet mingguan, yang tampaknya akan menjadi sidang terakhir bagi Olmert.
“Kita sudah siap menandatangani perjanjian damai tapi sayangnya Palestina tidak berani melakukan hal itu,” katanya.
Palestina belum memberikan tanggapan menyangkut pernyataan Olmert itu.
Presiden Palestina yang didukung Barat, Mahmud Abbas, pada November lalu menyatakan bahwa ia tidak dapat mencapai kesepakatan dengan Israel tentang satu masalahpun selama perundingan yang telah berjalan 12 bulan.
Olmert memuji hasil kerja Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, yang memimpin Israel dalam perundingan-perundingan –yang dimulai lagi dalam sebuah konferensi di Amerika Serikat pada November 2007.
Namun ia tampaknya akan menjadi oposisi karena pemimpin oposisi sayap kanan Benjamin Netanyahu membentuk pemerintahan setelah berlangsungnya pemilihan umum bulan lalu.
“Menteri Luar Negeri Tzipi Livni memimpin tim perunding dan dengan begitu baik melakukan tugas yang sangat rinci dan sulit yang tidak pernah dilakukan pada masa-masa sebelumnya,” katanya.
“Tidak ada keraguan bahwa pemerintahan mendatang tidak akan dapat menjalankan perundingan tanpa dasar-dasar yang telah diletakkan oleh Tzipi Livni.” Olmert menekankan bahwa Israel “harus memberikan sesuatu secara dramatis dan menyakitkan guna mencapai sebuah kesepakatan damai.”
Perdana menteri yang akan segera mengakhiri jabatannya itu telah berkali-kali membuat dongkol kalangan nasionalis Israel dengan bersikeras bahwa dalam kesepakatan akhir, negara Yahudi perlu membagi Yerusalem dengan Palestina.
Perundingan damai antara Israel dan Palestina kembali dilakukan tahun 2007 setelah gerakan Islami Hamas menggulingkan kekuatan yang loyal kepada Abbas dari Gaza pada Juni 2007

Selanjutnya... readmore »»

London ( Berita ) : Sekelompok penyelidik dan hakim terkemuka, Senin [16/03] , menyerukan dilakukannya penyelidikan “segera, independen dan tak memihak” mengenai dugaan kejahatan perang yang dilakukan selama konflik Israel di Jalur Gaza awal tahun ini.
Dalam surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, ke-16 penanda tangan –termasuk Richard Goldstone, mantan jaksa agung bagi Yugoslavia dan Rwanda– serta peraih Nobel Archbishop, mengatakan kedua pihak dalam konflik tersebut harus menjawab dugaan dan perlu dianggap bertanggung jawab.
“Dugaan mengenai pelanggaran hukum serius telah muncul selama konflik paling akhir di Jalur Gaza, yang berkaitan dengan tindakan … oleh militer Israel dan oleh kelompok Palestina bersenjata,” demikian antara lain isi surat itu di London, Minggu.
“Tanpa menetapkan catatan langsung dengan cara yang tak memihak dan dapat dipercaya, akan sulit bagi masyarakat internasional yang telah memikul biaya sangat besar akibat aksi kekerasan untuk keluar dari dampak mengerikan konflik tersebut,” katanya.
“Penyelidikan segera yang independen dan tak memihak akan memberi caratan terbuka mengenai pelanggaran nyata hukum kemanusiaan internasional yang dilakukan dan memberi saran mengenai bagaiaman mereka yang bertanggung jawab atas aksi kejahatan mesti dimintai pertanggung-jawaban.”
Israel melancarkan serangan tiga pekan ke Jalur Gaza mulai 27 Desember, dan menyatakan serangan darat, laut dan udaranya “ditujukan untuk mengakhiri serangan roket lintasperbatasan ke dalam wilayah Israel selatan oleh kelompok garis keras, termasuk HAMAS”.
Sebagai jawaban atas temuan itu, juru bicara militer Israel mengatakan militer Yahudi telah “melakukan setiap upaya guna memperkecil risiko terhadap warga sipil”. Tiga belas orang Israel tewas selama pertempuran tersebut, termasuk 3 orang yang terkena roket yang ditembakkan ke dalam wilayah Israel.
Dalam surat mereka, Goldstone dan yang lain mengatakan mereka “sangat terkejut” dengan kejadian di Jalur Gaza dan menyatakan penyelidikan independen diperlukan bagi dipatuhinya hukum yang ditetapkan dalam Konvensi Jenewa mengenai konflik.
“Dunia harus menuntut dengan tegas dihormatinya semua standar ini dan menyelidiki serta mengutuk pelanggaran atas hukum tersebut,” demikian isi surat itu, yang dibagikan oleh kelompok hak azasi manusia Amnesty International.
Komisi penyelidikan, katanya, mesti dibentuk oleh PBB, tapi tidak terbatas pada penyelidikan serangan terhadap instalasi PBB dan memiliki keahlian “terbesar yang mungkin diperlukan”. (ant/rtr )

Selanjutnya... readmore »»

Manila ( Berita ) ” Filipina terbuka bagi perubahan sebuah undang-undang yang membentuk satu wilayah otonomi Muslim di pulau selatan negara itu, kata para pejabat, Jumat [13/03] , setelah dua hari perundingan dengan satu bekas kelompok gerilyawanseparatis.
Manila juga mendapat janji dari anggota-anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk memberikan bantuan pembangunan kepada daerah-daerah Muslim yang dilanda konflik 40 tahun yang menewaskan 120.000 orang, kata Nabil Tan, deputi penasehat perdamaian pemerintah. Tan mengatakan pemerintah dan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) akan bekerjasama untuk menyusun satu undang-undang baru.
“Kami sepakat untuk membentuk satu tim hukum untuk menyelaraskan usulan-usulan tentang bagaimana memperbaiki pelaksanaan satu perjanjian perdamaian yang membentuk wilayah otonomi di Mindanao Muslim,” kata Tan.
Pada tahun 1996, pemerintah Filipina dan MNLF menandatangani perjanjian perdamaian , yang diprakarsai OKI dan Indonesia untuk mengakhiri pemberontakan yang menyebabkan dua juta orang terlantar di wilayah selatan itu.
Front Pembebasan Islam Moro (MILF) , juga satu kelompok gerilyawan yang lebih besar , tidak menyetujui perjanjian itu dan terus berjuang bagi tanah air Muslim di Filipina selatan.
Pada tahun 1978, satu kelompok Islam garis keras memisahkan diri dari MNLF yang lebih sekuler. Mereka tidak setuju dengan perjanjian otonomi antara Manila dan MNLF yang ditengahi Libya.
Enam tahun kemudian , MILF secara resmi melakukan pemberontakan di Mindanao , yang mendapat dukungan lebih besar dari warga Muslim yang tidak senang dengan perjanjian politik MNLF dengan pemerintah itu.
Tahun lalu, pemerintah setuju memperluas tanah leluhur bagi Muslim di selatan setelah perundingan dengan MILF, tetapi perundingan dihentikan ketika aksi kekerasan meningkat di enam provinsi selatan.
Tan mengatakan tim hukum gabungan dengan MNLF akan memiliki waktu sampai akhir April untuk mengusulkan amendemen-amendemen.
Ia mengatakan OKi juga ingin sekali memperoleh rancangan undang-undang yang diusulkan itu menjelang pertemuan tingkat menteri di Damaskus akhir Mei dan dapat diajukan sebagai satu dasar untuk meminta negara-negara Islam membantu “perdamaian dan dana pembangunan”.
Sejak tahun 2001, Malaysia telah menengahi perundingan antara Manila dan MILF. Kedua pihak berharap akan dapat memulai kembali perundingan secepat mungkin tetapi tidak banyak kemajuan dicapai. (ant/rtr )

Selanjutnya... readmore »»
Monday, March 9, 2009

HILLARY KRITIK ISRAEL

mengeritik rencana Israel guna membongkar rumah warga Palestina di Jerusalem Timur, milik Arab, dan mengatakan Washington akan berhubungan dengan para pemimpin Israel dalam masalah permukiman Yahudi.Ramallah, Tepi Barat ( Berita ) : Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Rabu[04/03] ,
Israel menyatakan semua rumah itu yang ditetapkan akan dibongkar “dibangun tanpa izin”. Rakyat Palestina mengatakan izin dari dewan kotapraja Jerusalem, Israel, nyaris tak mungkin diperoleh. Mereka menuduh Israel berusaha mengusir mereka dari Jerusalem Timur, yang direbut Israel dalam Perang Timur Tengah 1967, untuk memberi tempat buat keluarga Yahudi.
Israel menganggap seluruh Jerusalem sebagai “ibukotanya yang utuh dan abadi”, klaim yang tak mendapat pengakuan internasional. Pemerintah Otonomi Palestina mengingini Jerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina.
Dalam suatu taklimat bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas di wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan, Hillary tak sampai mengulangi seruan bagi penghentian segera perluasan permukiman Israel tapi berjanji akan menindak-lanjuti masalah tersebut.
“Kami akan mencari cara membahasnya dalam pembicaraan bersama semua masalah lain yang perlu dibahas dan diselesaikan,” katanya.
“Saya kira untuk saat ini, kita mesti menanti sampai terbentuk pemerintah baru Israel. Itu akan terbentuk segera dan kemudian kami akan meneliti piranti apa saja yang ada,” kata Hillary. Ia juga mengulangi dukungannya bagi berdirinya negara Palestina yang berdampingan dengan Israel.
Mitra perdamaian
Sementara itu Abbas mengatakan jika para pemimpin mendatang Israel tak terikat komitmen pada penyelesaian dua-negara dan menghentikan pembangunan permukiman Yahudi serta pembongkaran di Jerusalem, “kami takkan menganggap mereka sebagai mitra perdamaian”.
Hillary, dalam kunjungan pertamanya ke wilayah tersebut sebagai Menteri Luar Negeri AS, mengatakan Amerika Serikat berencana memainkan “peran koordinasi” untuk menghidupkan kembali upaya perdamaian.
“Tetapi pada akhirnya, tak seorang pun dapat membuat keputusan mengenai apakah akan ada, atau tidak, dua negara atau penyelesaian perdamaian menyeluruh kecuali mereka yang terlibat langsung,” kata Hillary kepada wartawan yang menyertainya.
Saat ini adalah masa peralihan politik di Israel, yang menyelenggarakan pemilihan umum pada 10 Februari, yang membuat tokoh sayap-kanan Benjamin Netanyahu diundang agar membentuk pemerintah paling lambat hingga 3 April.
Keengganan pemimpin partai Likud itu untuk menyampaikan komitmennya bagi berdirinya negara Palestina dapat menempatkan dia di jalur yang berbenturan dengan penghuni Gedung Putih, Barack Obama.
Sementara Israel masih menghadapi ketidak-tentuan politik dan pembicaraan perdamaian dengan Palestina tetap macet, Hillary menggunakan kunjungannya ke Timur Tengah untuk mengumumkan pendekatan baru guna meningkatkan hubungan AS dengan Suriah.
Ia mengatakan keputusan untuk mengirim dua pejabat senior AS ke Damaskus akhir pekan ini juga bertujuan meletakkan landasan bagi kesepakatan perdamaian menyeluruh.
“Saya percaya ada kesempatan baik bagi Suriah untuk memainkan peran konstruktif jika negara itu memilih untuk melakukannya,” kata Hillary.
Beberapa pengulas politik mengatakan perubahan tersebut juga ditujukan untuk membuat lemah hubungan Suriah dengan Iran dan kelompok gerilyawan Palestina serta Lebanon. ( ant/rtr )

Selanjutnya... readmore »»

Teheran ( Berita ) : Rabbi Ahron Cohen, pemimpin Masyarakat Yahudi di Inggris, Neturei Karta, mencela Israel karena berpegang pada persepsi asli dan jahat terhadap rakyat Palestina.
Ia mengatakan di sisi “Konferensi Internasional untuk Mendukung Palestina, Lambang Perlawanan, Gaza Korban Kejahatan”,di Teheran, Kamis [05/03] bahwa Zionisme berbeda dengan Judaisme.
Rabbi mencela aksi kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina dan mengatakan pendudukan wilayah Palestina bertentangan dengan Hukum Internasional dan agama tak mengizinkan pertumpahan darah rakyat yang tak berdosa, perbuatan yang dilakukan Israel setiap hari.
Ia mengatakan agama berasal dari Tuhan, jalan hidup saling-menyayangi dan tak memiliki hubungan dengan rezim Israel, yang berpegang pada persepsi asli yang jahat terhadap rakyat Palestina. “Israel mesti berhenti, seperti rezim apartheid di Afrikat Selatan.” katanya. Rabbi Ahron Cohen mengatakan para pemimpin agama Yahudi berdoa bagi kemungkinan dilucutinya rezim Zionis secara damai. ( ant/irna/Oana )

Selanjutnya... readmore »»

"Sarawak sudah menerima Islam sejak awal abad ke15 lagi, iaitu pada zaman Kesultanan Brunei yang memerintah hampir keseluruhan bahagian Barat dan Utara Borneo.
Institut Tahfiz Bintulu (ITB)
"Sarawak sudah menerima Islam sejak awal abad ke15 lagi, iaitu pada zaman Kesultanan Brunei yang memerintah hampir keseluruhan bahagian Barat dan Utara Borneo.

Walaupun sudah beratus tahun Islam telah bertapak di sini tetapi institusi pendidikan tradisional seperti sekolah pondok seperti yang ada di Semenanjung dan pasentren di Indonesia, tidak tumbuh seperti yang sepatutnya.

Kemungkinan pengaruh Rajah Putih Brooke yang memerintah Sarawak dari 1842 sehinga 1946, adalah terlalu kuat sehingga evolusi pendidikan Islam terbantut. Sebaliknya Sekolah Missionary pula tumbuh macam cendawan di serata Sarawak.

Hasil program pendidikan dan kebajikan yang berterusan oleh pihak gereja, agama Kristian menjadi satu agama besar di bumi Sarawak. Dari zaman Brooke lagi, mubaligh2 Kristian tidak putus-putus berkampung di kawasan pendalaman. Orang-orang Pribumi Sarawak diuliti dengan program welfare gereja dan anak-anak mereka diajar tentang agama Kristian di sekolah2 missionary. Sidang Injil Borneo (SIB) yang lahir dari mazhab Avenglical bergiat cergas di kalangan kaun-kaum Orang Ulu (Kelabit, Kenyah, Kayan, Punan, Penan dll). Bermula dengan hanya 3, 4 orang pada tahun 70an, kini hampir semua Orang Ulu adalah Kristian.

Pada masayang sama agama Islam hanya tertumpu di kalangan masyarakat Melayu. Mungkin asakan dari pengembangan Kristian di sekeliling, Islam jadi terhadang di kawasan majoriti Melayu dan sebahagian masyarakat Melanau sahaja. Sistem pendidikan Islam tradisional hanya berkisar pada pembelajaran membaca al Quran sahaja. Sistem Pondok tidak wujud di Sarawak. Olehitu tidak ada ulama besar lahir di sini. Tidak seperti di semenanjung, kita ada Tok Kenali, Tuan Tulis, Al Fatani dll. Begitu juga di Pulau Jawa, Indonesia telah lahir ulamak Wali Songo.

Samada perwujudan sistem pendidikan Islam disekat atau memang tidak ada individu yang sanggup menubuhkannya, tidaklah diketahui. Penyelikan yang rinci perlu dilakukan untuk menyiasat kenapa sistem pondok atau pasentran tidak tumbuh di Sarawak.

Pemahaman mengenai Islam penduduk setempat yang mempunyai sekolah pondok biasanya lebih tinggi berbanding dari tempat-tempat yang tiada sekolah pondok. Sebagai contoh, kita lihat di Champa (komboja/Laos/Vietnam), masyarakat Islam di sana terpelihara budaya Islamnya walau dihimpit oleh ideologi komunis dan Budha/Hindu, kerana di sana, sistem pondoknya subur.

Mungkin sebab yang lain adalah para Pemimpin Islam yang tidak bersungguh untuk menyebarkan syiar Islam. Jabatan Agama Islam misalnya terlalu lesu sehingga banyak kebajikan Islam terabai. Orang politik Melayu/Islam lebih gemar mengumpul harta dari mengumpul saudara (baru) Islam. Entah apa yang merasuk, mereka hanya sibuk dengan projek balak dan menjarah kantung negeri.

Walaubagaimanapun satu ketika dulu, ada usaha untuk membina madrasah tahfiz di Kuching di bawah kelolaan orang politik tetapi usaha itu tidak berapa menjadi kerana ia menjadi medan percaturan politik daripada mendaulatkan sistem pendidikan Islam. Akhirnya madrasah entah ke mana, program tahfiz entah ke mana.

Walaupun begitu kesedaran bahawa asakan dari program kristianisasi yang mengancam kesinambungan Islam di Sarawak tetap ada. Bermula dari kesedaran ini, tidak berapa lama dahulu, sekumpulan professional muda muslim di Bintulu bertekad untuk mendirikan sebuah "Sekolah Pondok Moden" di Bintulu bagi melahirankan ulama yang dapat membela Islam.

Maka pada tahun 2004 telah ditubuhkan sebuah Jawatankuasa untuk memikir, merencana dan membuahkan satu institusi tempatan yang akan melahirkan ulama yang hafaz al Quran serta berilmu modeni. Hasil titik peluh dan pengorbanan para pelopor Islam tempatan, maka akhirnya pada 10 Januari 2009 Institut Tahfiz Bintulu (ITB) berjaya dibuka dengan pengambilan 12 orang pelajar pertama. Di samping program sepenuh masa yang dilalui oleh 12 pelajar tersebut, ITB juga membuka kursus hafiz tidak sepenuh masa bagi mereka yang berminat.

Program Tahfiz (sepenuh masa) adalah selama 3 tahun, yang akan menjana lahirnya para hufaz dari institusi tempatan. Selepas 3 tahun para pelajar ini akan mula belajar kilmu-ilmu Islami dan juga ilmu-ilmu akademik yang lain termasuk pembelajaran komputer. Mereka akan disediakan untuk mengambil pepriksaan SPM pada tahun ke-5. Di akhir program ITB itu nanti akan lahirlah para ulama Islam yang bukan sahaja hafaz al Quran bahkan mempunyai kemahiran ilmu-ilmu dunia juga.

Marlah kita sama-sama doakan agar ITB akan berjaya dan cemerlang dalam mengeluarkan para ulama yang lahir dari bumi Sarawak, yang akan melebarkan hidayah Allah ke seluruh pelusuk bumi Kenyalang. Amin.

Jika ada sebarang pertanyaan sila hubungi Tn Hj Yaacop melalui: Email Tn Hj Yaacop



Sheikh Sambal.
Visit the SHEIKH SAMBAL
MIRI OIL TOWN, SARAWAK, MALAYSIA

Dilulus terbit pada Thursday, January 22 @ 21:30:00 MYT oleh TokBatin

Oleh abanglobai

Selanjutnya... readmore »»

Ketika saya membaca email ini saya merinding ...
ternyata bulan pernah terbelah menjadi dua pada zaman Nabi Muhammad SAW. yaitu dengan mukzizat yang ditunjukkan Nabi kepada kaum Quraisy yang minta dibuktikan kebabiannya. Jika Allah menghendaki apapun bisa terjadi dan mengabulkan do'a umatnya.

Yang berkenan membaca ini email dari milis semoga bermanfaat bagi yang membacanya.

Allah SWT berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)"

Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof.Dr.Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memilik kandungan mukjizat secara ilmiah ? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut :

Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an.

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi "Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah" mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: "Tidak, sebab kehebatan ilmiah dapat diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah SAW, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah
shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu".

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah SAW membelah bulan. Kisah itu adalah di masa sebelum hijrah dari Mekah Al-Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok) ?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ?" Mereka menjawab: "Coba belahlah bulan ..." Maka Rasulullah SAW pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah SWT agar menolongnya. Maka Allah SWT memberitahu Muhammad SAW agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!". Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa
menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Mereka lantas menunggu-nunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan.

Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?". Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!! !".

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: "Sungguh,telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus" , dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka.

Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ....." sampai akhir surat Al-Qamar. "Ini adalah kisah nyata", demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdirilah seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan? " Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: "Dipersilahkan dengan senang hati." Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: "Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah.... ..." Maka aku pun bergumam:
Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah-lah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu pada sebuah diskusi hangat antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa. Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka
kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.

Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya?" Mereka menjawab, "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!!" Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!!"". Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... (aku pun bergumam), "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Selanjutnya... readmore »»

Jakarta, Kompas - Kesempurnaan hidup setiap manusia sesungguhnya tidak didasarkan pada penguasaan atas materi atau hal-hal kebendaan. Hanya pada kondisi kemampuan melepaskan diri dari ikatan kebendaanlah, maka harkat, martabat, dan derajat kemanusiaan dapat ditingkatkan.

Kondisi semacam itu pada konteks kekinian mendahului proses pencapaian keadaan yang disebut manunggaling kawula lan Gusti. “Pada gilirannya, meningkat pula keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan seluruh bangsa,” kata ahli dan konsultan bahasa, sastra, dan budaya Jawa Kuno, Budya Pradipta, dalam makalahnya “Manunggaling Kawula Gusti menurut Serat Wirid Hidayat Jati dan Pengembangannya dalam Kenyataan Hidup Sekarang”, salah satu makalah yang diseminarkan dalam Pantheisme-Manunggaling Kawula lan Gusti dalam Naskah Nusantara di Auditorium Perpustakaan Nasional Jakarta, Kamis (6/9).

Menurut dia, kondisi yang manunggal dapat dicapai ketika seseorang masih hidup. Manunggal dalam arti kehendak manusia dengan karsa Tuhan. Kondisi itu merupakan ciri kualitas tinggi manusia. Sebaliknya, pada tingkatan kualitas manusia yang terendah, perilakunya di antaranya masih diliputi keserakahan, menang sendiri, pendendam, dan tidak jujur. “Seseorang yang dapat manunggal hidupnya dibimbing sukma sehingga bahagia lahir dan batin,” katanya.

Secara khusus, para peserta seminar dua hari mempertanyakan kaitan bencana silih berganti akhir-akhir ini dengan kehidupan warganya. Sebagian menarik kesimpulan bahwa hal itu disebabkan oleh perilaku pejabat dan masyarakat yang tidak manunggal dengan kehendak Tuhan. Pertanyaan lain, keterkaitan kondisi manunggal yang juga merupakan kesadaran keilahian apakah menjamin kondisi masyarakat adil makmur.

Ahli Jawa Kuna yang juga rohaniwan pada Pusat Spiritualitas Giri Sonta Ungaran, Kuntara Wiryamartana, mengatakan, baik tidaknya kondisi suatu komunitas tergantung dari jumlah individu yang memiliki nilai hidup yang baik. “Dalam hal ini, kuantitas menentukan kualitas.”

Faktanya, tidak banyak orang yang memiliki kualitas hidup semacam itu. Perlu waktu dan sejarah panjang untuk mengembangkan nilai hidup yang baik dari tingkat individu menjadi nilai bangsa. “Harus ada saling gesek untuk menularkan. Soalnya, dari keluarga saja belum tentu nilai-nilai yang baik milik orangtuanya secara otomatis tertular ke anak-anaknya,” kata mantan dosen Universitas Gadjah Mada dan Sanata Dharma Yogyakarta itu.

Pada paparan sehari sebelumnya, Ketua Dewan Sesepuh Sangha Theravada Indonesia Bhikku Dhammasubho Mahathera memprihatinkan runtuhnya nilai-nilai hidup berketuhanan. Harga materi ditempatkan di atas harga diri; harga diri jatuh sambil disorot kamera televisi tidak dianggap risi, demi materi yang dianggap lebih tinggi.

Menurut dia, masyarakat berketuhanan sejati adalah yang tidak ada pemerasan kelas oleh kelas. Masyarakat yang mencapai manunggaling kawula lan Gusti tidak lagi berkembang di dalamnya pemerasan manusia oleh manusia. (GSA)

Sumber: Kompas, Jumat, 7 September 2007

Selanjutnya... readmore »»

Sesuatu apapun yang terjadi pada diri kita setiap saat bahkan apa yang kita kerjakan akan selalu ada hikmahnya. Yang akhirnya bisa menjadi bermanfaat atau bahkan menjadi merugi, tergantung dari diri kita yang menjadi pelaku yang semuanya digerakkan oleh hati kita, jalan fikiran mana yang harus kita ikuti. Jika kita mengikuti kata hati yang tidak baik tentunya dibelakang hari yang kita dapati adalah kerugian walau bisa dilakukan hanya dengan sesaat. Namun jika kita mengikuti kata hati yang baik, mungkin memerlukan usaha dan tantangan dan bahkan memerlukan waktu dan pengorbanan, namun akan mendatangkan keuntungan yang akan bermanfaat bagi diri kita sendiri atau bahkan juga bermaanfaat bagi orang lain.

Pada hari itu saya sedang mengisi tinta refile ke salah satu tempat, yang tentunya saya cari jarak terdekat dari tempat saya bekerja. Nah sambil menunggu tinta diisi saya iseng-iseng sambil membaca-baca buku yang disediakan untuk pengunjung . Salah satu judul buku itu menggerakkan hati saya untuk membaca karena saya lihat judulnya “Meraih Ketentraman Jiwa” wah ini bagus juga dalam hati saya, dan setelah saya baca ternyata saya tertarik karena didalam buku tersebut mengandung banyak pelajaran filsafat yang baik buat kehidupan kita. Buku tersebut karangan Drs. M. Ikhbal Irham, MA. Salah satunya yang akan saya tuangkan di sini bertema “Meraih Sakinah”. Dalam bukut tersebut disebutkan bahwa Untuk Kata Sakinah ternyata mengandung beberapa pengertian yang yang terkandung berdasarkan dari berbagai sumber atau Tafsir yang berbeda. Salah satu dari tafsir tersebut menyebutkan bahwa Sakinah itu adalah (Ridho, kerelaan hati, rendah hati/tawadhu’). Diantara yang saya ambil dari arti Sakinah adalah Tafakur dan Ketenangan hati yang saya tulis berikut ini :

Tafakur

Diceritakan Pan Aiying, seorang guru wanita yang di middle school di satu propinsi di China, yang baru saja keluar dari sekolah tempat ia mengajar, dijambret ditengah jalan. Sang guru terkejut dan hampir menjerit. Tas yang disandangnya diambil secara paksa. Di dalamnya ada kartu pengenal (KTP), uang sejumlah hampir AS $ 600, dan sebuah handphone. Ia memandangi sang penjambret, sang lelaki muda.

Segera berfikir untuk melaporkan kejadian tersebut ke kantor polisi terdekat. Tetapi niat ini diurungkannya (mungkin ia menyadari bahwa melapor ke polisi justru akan menyusahkan dirinya sendiri). Dengan meminjam handphone temannya, ia mencoba mengirim pesan lewat SMS kepada sang penjambret lewat nomor hp-nya yang ada di dalam tasnya yang hilang. Ia menulis dua puluh satu (21) pesan secara beruntun.

Hal yang menarik adalah, seluruh kalimat-kalimatnya tidak menggunakan bahasa yang penuh kemarahan, kasar, cacian atau makian. Ia justru menggunakan kata-kata yang menyentuh hati sang penjambret. Diantara isi SMS yang dikirimnya berbunyi : “Anda ternyata masih cukup muda. Dan jika anda sedang berada dalam kesulitan, saya akan memaafkan anda”. “Mencuri itu adalah sebuah kesalahan, tetapi tidak ada kesalahan yang tak dapat dimaafkan”. “Adalah lebih baik berfikir ke masa depan dan memperbaiki diri. “Tidak ada kata terlambat untuk berubah dan menjadi orang baik”.

Sayangnya tidak satupun SMS Pan Aiying yang dibalas oleh si penjambret. Sehingga tetelah SMS yang ke dua puluh satu, Pan Aiying sangat terkejut. Di depan pintu rumahnya ia menemukan tasnya kembali. Ketika membuka tas dan melihat isinya dengan cermat, ternyata tidak ada satupun barang-barangnya yang hilang. Bahkan ia menemukan tambahan, sepucuk surat. Perlahan ia buka surat itu dan membacanya. Bunyi surat itu seperti ini :

“Pan Aiying, saya mohon maaf karena telah menyakiti hati Anda. Terimakasih Anda telah menyadarkan saya dari kekeliruan selama ini. Sejak saat ini saya berjanji untuk memperbaiki dan mengubah hidup saya. Saya bertekad untuk menjadi orang baik. Terimakasih.

Ketenangan Hati

Kisah di atas sesungguhnya adalah satu episode dari kehidupan anak manusia. Apa yang dialami oleh Pan Aiying, mungkin pernah kita rasakan yakni kehilangan harta benda atau sesuatu yang kita sayangi. Di sinilah tampaknya kita bisa belajar dari kejadian yang menimpa guru sekolah setingkat SMP ini.

Pertama, hidup ini adalah kumpulan dari berbagai kejadian yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Semua orang akan mengalami hal yang sama. Dan Allah sudah menggilirkan semua itu pada setiap manusia.

“Dan masa-masa/hari-hari (kejayaan-kehancuran, kesenangan-kesusahan) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)”(QS. Ali Imran, 3 : 140).

Dalam kehidupan ini, semuanya datang silih berganti. Ada saatnya senang dan jaya, tetapi ada saatnya pula susah dan mengalami penderitaan. Tidak ada manusia yang terus menerus dalam keadaan senang dan sebaliknya tidak manusia yang menderita secara permanen. Kalau ditanya maka setiap orang ingin selalu bahagia dalam hidupnya. Tetapi mungkinkah setiap saat kita mengalami hal-hal yang menyenangkan?

Ketika mengalami sesuatu yang menyenangkan, maka kita pasti merasakan bahagia. Hati kita akan terbuka. Wajah akan berubah cerah. Perilaku menjadi riang. Hidup terasa semakin lapang. Dan sesungging senyum akan selalu bertengger di bibir kita. Namun saat disakiti umumnya semua orang akan marah, kecewa dan berang. Hati kita menjadi sesak. Wajah berubah menjadi berkerut dan “persegi empat”. Hidup terasa kian sempit. Kita semakin mudah marah dan tersinggung.

Perilaku dan sikap kita beubah terlalu cepat seiring perjalanan hari-hari yang kita rasakan. Padahal jika mencermati ayat di atas, maka kita akan meyakini bahwa di dunia ini sesungguhnya tidak ada kesenangan yang abadi. Begitu juga tidak ada kesengsaraan yang abadi. Semuanya akan berakhir seiring dengan perjalanan waktu. Lalu, mengapa kita harus selalu sewot jika hanya mengalami penderitaan yang sebentar dan pasti akan berakhir?

Kedua, hal yang terjadi pada Pan Aiying yang merupakan salah satu episode dari keseluruhan perjalanan hidupnya, sesungguhnya juga merupakan episode yang pasti terjadi pada setiap orang. Namun mengapa Pan Aiying mampu meredam amarahnya pada sang penjambret dan tetap menggunakan kata-kata yang “menyejukkan” dlam pesan SMS nya? Apakah karena dia seorang guru sehingga lebih bijaksana dalam mengambil kebijakan dan tindakan? Bukankah di sekitar kita masih banyak guru yang juga tidak mampu meredam emosi dan kemarahannya pada anak didik dan orang lain? Dan bukankah kita juga “guru” bagi adik-adik, anak-anak dan keluarga?

Mari kita ambil contoh dalan keseharian kita. Misalkan seorang Ibu yang sedang hamil. Tanyalah pada mereka, apakah hamil itu sendiri enak dan menyenangkan? Atau justru melelahkan? Ya, kita akan mendapatkan jawaban dari sebagian besar mereka bahwa hamil itu berat dan sakit. Ibu yang sedang hamil mudah mengalami kelelahan, capek dn kekuatan fisik terkadang menurun. Apalagi dari hari ke hari sang bayi semakin membesar dan tentu memberatkan. Jangankan untuk berjalan cepat, berjalan santai juga capek. Jangankan duduk lama, berbaringpun juga terasa mengganggu. Walhasil, hamil itu memang tidak menyenangkan. Tetapi benarkah kesimpulan ini?

Jika dikatakan bahwa hamil itu berat, maka jawabannya “ya”. Tetapi jika ditanyakan pada para ibu, maka umumnya mereka akan menjawab bahwa mereka BAHAGIA dengan kehamiloan mereka yang nyata-nyata “menyakitkan”. Bahkan pada waktu akan melahirkan, penderitaan itu bertambah berkali lipat dari waktu-waktu sebelumnya. Sehingga wajar jika dikatakan bahwa melahirkan adalah perjuangan antara hidup dan mati. Dan memang ada diantara ibu-ibu yang meninggal dunia setelah melahirkan. Namun dalam kenyataannya, penderitaan dan kesengsaraan yang luar biasa itu, ternyata tidak pernah menyurutkan ibu-ibu untuk hamil lagi. Mereka seakan melupakan semuanya, segera setelah melihat bayi yang mereka lahirkan dalam keadaan sehat wal’afiat. Lalu mengapa mereka bisa bahagia?

Bahagia ternyata tidak selalu berkaitan dengan kenyamanan, kekayaan materi, kesehatan, ketampanan atau kecantikan. Bagi Franklin, mengutip dari Jalaluddin Rahmat, happiness is not more possession of money; it lies in the joy of achievement, in the thrillof creative effort, kebahagiaan tidak terletak pada kepemilikkan uang semata; kebahagiaan terletak pada kegembiraan pencapaian, pada getaran upaya kreatif. Bahagia dimulai dari ketenangan hati dalam menerima suatu peristiwa dan menunjukkan sikap yang tenang dalam menikapi atau memberikan respon terhadap peristiwa tersebut. Semakin tenang hati kita, maka akan semakin bahagia kita. Sebaliknya jika hati kita tidak tenang, maka kehidupan ini terasa runyam dan tidak menyenangkan. Bahagia ternyata adalah ; “a goodthing in our mind/hear”, sesuatu yang indah di dlam hati dan pikiran kita.

Ketiga, ketenangan Pan Aiying dalam merespon masalah yang dihadapinya, ternyata berbuah hal yang luar biasa. Ia tidak berkata kasar dan mencaci maki sipenjambret. Sebaliknya ia justru ‘menyentuh hati’ yang terdalam anak muda itu. Hasilnya, tas dan seluruh isinya kembali ke pangkuan Pan Aiying dalam keadaan utuh, tidak kurang sedikitpun. Bahkan sang penjambret meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya, sekaligus berterimakasih pada Pan Aiying karena telah memberikan sebuah kesadaran kepadanya. Lebih dari itu, ia kemudian berjanji untuk merubah kekeliruannya selama ini dan berjanji untuk menjadi orang baik. Luar biasa……

Selanjutnya... readmore »»

SYEKH ACHMAD KHATIB SAMBASI IBN ABD GHAFFAR
Syekh Ahmad Khatib Sambasi dilahirkan di Sambas, Kalimantan Barat. Beliau memutuskan untuk pergi menetap di Makkah pada permulaan abad ke-19, sampai beliau wafat pada tahun 1875. Diantara guru beliau adalah Syekh Daud ibn Abdullah al-Fatani, seorang syekh terkenal yang berdomisili di Makkah, Syekh Muhammad Arshad al-Banjari dan Syekh Abd al-Samad al-Palimbani.

Menurut Naquib al-Attas, Khatib Sambas adalah Syekh Qadiriyyah dan Naqshabandiyyah. Snouck Hurgronje menyebutkan bahwa beliau adalah salah satu guru dari Syekh Nawawi al-Bantani, yang mahir dalam berbagai disiplin ilmu Islam.

Zamakhsari Dhafir menyatakan bahwa peranan penting Syekh Sambas adalah melahirkan Syekh-Syekh Jawa ternama dan menyebarkan ajaran Islam di Indonesia dan Malaysia pada pertengahan abad ke-19. Kunci kesuksesan Syekh Sambas ini adalah bahwa beliau bekerja sebagai fath al-Arifin, dengan mempraktekkan ajaran sufi di Malaysia yaitu dengan bay'a, zikir, muraqabah, silsilah, yang dikemas dalam Thariqat Qadiriyyah wa Naqshabandiyyah.

Masyarakat Jawa dan Madura, mengetahui disiplin ilmu Syekh Sambasi melalui ajaran-ajarannya setelah beliau kembali dari Makkah. Dikatakan, Syekh Sambasi merupakan ulama yang sangat berpengaruh, dan juga banyak melahirkan ulama-ulama terkemuka dalam bidang fiqh dan tafsir, di antaranya Syekh Abd al-Karim Banteni. Abd al-Karim terkenal sebagai Sulthan al-Syekh, beliau menentang keras imperialisme Belanda pada tahun 1888 dan kemudian meninggalkan Banten menuju Makkah untuk menggantikan Syekh Sambasi.

Sebagian besar penulis Eropa membuat catatan salah, mereka menyatakan sebagian besar Ulama Indonesia bermusuhan dengan pengikut Sufi. Hal terpenting yang perlu ditekankan adalah bahwa Syekh Sambasi adalah sebagai seorang ulama, dimana tuduhan penulis Eopa tersebut tidak tepat ditujukan kepada beliau. Syekh Sambasi dalam mengajarkan disiplin ilmu Islam bekerja sama dengan Syekh-Syekh besar lainnya yang bukan pengikut thariqat seperti Syekh Tolhah Kalisapu bin Tallabudi dari Cirebon, dan Syekh Ahmad Hasbullah ibn Muhammad dari Madura, dimana mereka berdua pernah menetap di Makkah.

Thariqat Qadiriyyah wa Naqsabhandiyyah menarik perhatian sebagian masyarakat muslim Indonesia, khususnya di wilayah Madura, Banten, dan Cirebon, dan pada akhir abad ke-19 Thariqat ini menjadi sangat terkenal. Thariqat Qadiriyyah wa Naqshabandiyyah tersebar luas melalui Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalaam.

Pada tahun 1970, ada 4 tempat penting sebagai pusat Thariqat Qadiriyyah wa Naqshabandiyyah di pulau Jawa yaitu: Rejoso (Jombang) di bawah bimbingan Syekh Romli Tamim, Mranggen (Semarang) di bawah bimbingan Syekh Muslih, Suryalaya (Tasikmalaya) di bawah bimbingan Syekh Ahmad Sahih al-Wafa Tajul Arifin (Mbah Anom), dan Pagentongan (Bogor) di bawah bimbingan Syekh Thohir Falak. Rejoso mewakili garis aliran Ahmad Hasbullah, Suryalaya mewakili garis aliran Syekh Tolhah dan yang lainnya mewakili garis aliran Syekh Abd al-Karim Banten dan penggantinya.

Pada prakteknya, ajaran Thariqat disampaikan melalui ceramah umum di masjid atau majelis ta'lim di rumah salah satu anggota Thariqat. Sehingga tidak mengagetkan jika selama masa ceramah umum, tidak ada materi yang terekam dengan cermat. Bagaimanapun juga, di bawah bimbingan Mbah Anom, mempunyai kontribusi yang besar, dimana ajaran thariqat dibukukan dalam sebuah kitab berjudul Miftah ash-Shudur. Tujuan dari kitab ini adalah untuk mengajarkan teori dan praktek Thariqat Qadiriyyah wa Naqshabandiyyah sebagai usaha mencapai kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat. Hasil usahanya yang lain terkemas dalam kitab Uqud al-Juman, al-Akhlaq al-Karimah, dan buku Ibadah sebagai Metode Pembinaan Korban Penyalahgunaan Narkotika dan Kenakalan Remaja

Selanjutnya... readmore »»
Wednesday, February 25, 2009

14. Duduk Antara Dua Sujud

Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada roka'at pertama sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk antara dua sujud, duduk iftirasy (duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan ditegakkan) (lihat gambar) dan duduk iq'ak (duduk dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diatas tumit). Hal ini berdasar hadits:



Dari 'A-isyah berkata: "Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menghamparkan kaki beliau yang kiri dan menegakkan kaki yang kanan, baliau melarang dari duduknya syaithan."
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim)
*Komentar Syaikh Al-Albani: duduknya syaithan adalah dua telapak kaki ditegakkan kemudian duduk dilantai antara dua kaki tersebut dengan dua tangan menekan dilantai.

Dari Rifa'ah bin Rafi' -dalam haditsnya- dan berkata Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam : "Apabila engkau sujud maka tekankanlah dalam sujudmu lalu kalau bangun duduklah di atas pahamu yang kiri."
(Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dengan lafadhz Abu Dawud)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang duduk iq'ak, yakni [duduk dengan menegakkan telapak dan tumit kedua kakinya].
(Hadits dikeluarkan oleh Muslim)

Waktu duduk antara dua sujud ini telapak kaki kanan ditegakkan dan jarinya diarahkan ke kiblat:

Beliau menegakkan kaki kanannya (Al-Bukhari)

Menghadapkan jari-jemarinya ke kiblat (An-Nasa-i)


Bacaannya





Dari Hudzaifah, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan dalam sujudnya (dengan do'a): Rabighfirlii, Rabbighfirlii.
(Hadits dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan lafadhz Ibnu Majah)



ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WA 'AAFINII WAHDINII WARZUQNII
(Abu Dawud)



ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARZUQNII WARFA'NII
(Ibnu Majah)



ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WAHDINII WARZUQNII
(At-Tirmidzi)

Thuma-ninah dan Lama

Lihat tata cara ruku' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sholat.

15. Menuju Roka`at Berikutnya

Selanjutnya... readmore »»

Di antara syari'at yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada umatnya adalah meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat berjamaah. Barangsiapa yang melaksanakan syari'at, petunjuk dan ajaran-ajarannya dalam meluruskan dan merapatkan shaf, sungguh dia telah menunjukkan ittiba' nya [mengikuti] dan kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Adapun hadits-hadits yang memerintahkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf diantaranya sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

Artinya: "Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka ?" Maka kami berkata: "Wahai Rasulullah , bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb mereka ?" Beliau menjawab : "Mereka menyempurnakan barisan-barisan [shaf-shaf], yang pertama kemudian [shaf] yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan"
[HR. Muslim, An Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah].

Dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An Nu'man bin Basyir, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata:

Artinya: Dahulu Rasullullah meluruskan shaf kami sampai seperti meluruskan anak panah hingga beliau memandang kami telah paham apa yang beliau perintahkan kepada kami (sampai shof kami telah rapi-pent), kemudian suatu hari beliau keluar (untuk shalat) kemudian beliau berdiri, hingga ketika beliau akan bertakbir, beliau melihat seseorang yang membusungkan dadanya, maka beliau bersabda: "Wahai para hamba Allah, sungguh kalian benar-benar meluruskan shaf atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah kalian".
[HR. Muslim]

Sedangkan hadits yang diriwayatkan dari Anas ra., Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Artinya: "Tegakkan [luruskan dan rapatkan, pent-] shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian dari balik punggungku"
[HR. Al Bukhari dan Muslim],

dan pada riwayat Al Bukhari, Anas r.a. berkata:

"Dan salah satu dari kami menempelkan bahunya pada bahu temannya dan kakinya pada kaki temannya"

sedangkan pada riwayat Abu Ya'la, berkata Anas:

"Dan jika engkau melakukan yang demikian itu pada hari ini, sungguh engkau akan melihat salah satu dari mereka seolah-olah seperti keledai liar yaitu dia akan lari darimu."

Dari hadits-hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf pada waktu shalat berjamaah karena hal tersebut termasuk kesempurnaan shalat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

"Luruskan shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat".

Bahkan sampai ada sebagian ulama yang mewajibkan hal itu, sebagaimana perkataan Syeikh Al-Albani rahimahullah dalam mengomentari sabda nabi shallallahu 'alaihi wasallam : '... atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah kalian': "Sesungguhnya ancaman semacam ini tidak dikatakan didalam perkara yang tidak diwajibkan, sebagaimana tidak samar lagi [pengertian seperti itu dikalangan ahli ilmu, pent-]". Akan tetapi sungguh amat sangat disayangkan, sunnah meluruskan dan merapatkan shaf ini telah diremehkan bahkan dilupakan kecuali oleh segelintir kaum muslimin.

Berkata Syeikh Masyhur Hasan Salman: "Apabila jamaah shalat tidak melaksanakan sebagaimana yang dilakukan oleh Anas dan An Nu'man maka akan selalu ada celah dan ketidaksempurnaan dalam shaf. Dan pada kenyataannya -kebanyakan- para jamaah shalat apabila mereka merapatkan shaf maka akan luaslah shaf [menampung banyak jamaah, pent-] khususnya shaf pertama kemudian yang kedua dan yang ketiga. Apabila mereka tidak melakukannya, maka:

Pertama: Mereka terjerumus dalam larangan syar'i, yaitu tidak meluruskan dan merapatkan shaf.

Kedua: Mereka meninggalkan celah untuk syaithan dan Allah akan memutuskan mereka, sebagaimana hadits dari Umar bin Al Khaththab bahwasanya Nabi bersabda:

"Tegakkan shaf-shaf kalian dan rapatkan bahu-bahu kalian dan tutuplah celah-celah dan jangan kalian tinggalkan celah untuk syaithan, barangsiapa yang menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutus shaf niscaya Allah akan memutuskannya".
[HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim ]

Ketiga: Terjadi perselisihan dalam hati-hati mereka dan timbul banyak pertentangan di antara mereka, sebagaimana dalam hadits An Nu'man terdapat faedah yang menjadi terkenal dalam ilmu jiwa, yaitu: sesungguhnya rusaknya dhahir mempengaruhi rusaknya batin dan kebalikannya. Disamping itu bahwa sunnah meluruskan dan merapatkan shaf menunjukkan rasa persaudaraan dan saling tolong-menolong, sehingga bahu si miskin menempel dengan bahu si kaya dan kaki orang lemah merapat dengan kaki orang kuat, semuanya dalam satu barisan seperti bangunan yang kuat, saling menopang satu sama lainnya.

Keempat: Mereka kehilangan pahala yang besar yang dikhabarkan dalam hadits-hadits yang shahih, di antaranya sabda Nabi:

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bershalawat kepada orang yang menyambung shaf".
[HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Ibnu Khuzaimah].

Dan sabda Nabi yang shahih:

"Barangsiapa menyambung shaf niscaya Allah akan menyambungnya".
[HR.Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah]

Dan sabda Nabi yang lain:

Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling lembut bahunya (mau untuk ditempeli bahu saudaranya -pent) ketika shalat, dan tidak ada langkah yang lebih besar pahalanya daripada langkah yang dilakukan seseorang menuju celah pada shaf dan menutupinya".
[HR. Ath Thabrani, Al Bazzar dan Ibnu Hiban].

Keutamaan shaf pertama bagi laki-laki.

Diantara haditsnya adalah :

Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan, dan sejelek-jelek shaf laki-laki adalah yang laing belakang, sebaik-baik shaf perempuan adalah yang paling belakang, dan sejelek-jelek shaf perempuan adlaah yang paling depan.
(H.R. Muslim).

Kalaulah manusia mengetahui apa yang terdapat di azan dan shaf pertama (dari besarnya pahala-pent) kemudian mereka tidak mendapatkan kecuali dengan diundi, maka pastilah mereka telah mengadakan undian, dan kalaulah mereka mengetahui apa yang terdapat di sikap selalu didepan, pastilah mereka telah mendahuluinya, dan kalaulah mereka mereka mengetahui apa yang terdapat di shalat isya dan shalat subuh (dari keuntungan) maka pastilah mereka mendatangi keduanya walaupun dengan merayab.
(Bukhari dan Muslim.)

Keutamaan mendapat takbiratul ihram bersama imam

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

Barangsiapa talah melakukan shalat karena Allah selama 40 hari berjama’ah, ia mendapatkan takbir pertama (takbiratul ihram dengan imam –pent), maka dicatatlah baginya dua kebebasan ; kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari kemunafikan. (H.R. Tirmidzi dari Anas, dihasankan oleh Syeikh Al Albani di kitab shahih Al Jami’ II/1089).

1.Takbir

Selanjutnya... readmore »»

a. Hukum Shalat Berjama'ah

Shalat berjama'ah itu adalah wajib bagi tiap-tiap mukmin laki-laki, tidak ada keringanan untuk meninggalkannya terkecuali ada udzur (yang dibenarkan dalam agama). Hadits-hadits yang merupakan dalil tentang hukum ini sangat banyak, di antaranya:

Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, Telah datang kepada Nabi shallallaahu alaihi wasallam seorang lelaki buta, kemudian ia berkata, 'Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang bisa menuntunku ke masjid, lalu dia mohon kepada Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam agar diberi keringanan dan cukup shalat di rumahnya.' Maka Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau memanggilnya, seraya berkata, 'Apakah engkau mendengar suara adzan (panggilan) shalat?', ia menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda, 'Maka hendaklah kau penuhi (panggilah itu)'.
(HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu ia berkata: 'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya' dan shalat Subuh. Seandainya mereka itu mengetahui pahala kedua shalat tersebut, pasti mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Aku pernah berniat memerintahkan shalat agar didirikan kemudian akan kuperintahkan salah seorang untuk mengimami shalat, lalu aku bersama beberapa orang sambil membawa beberapa ikat kayu bakar mendatangi orang-orang yang tidak hadir dalam shalat berjama'ah, dan aku akan bakar rumah-rumah mereka itu'.
(Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Darda' radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Tidaklah berkumpul tiga orang, baik di suatu desa maupun di dusun, kemudian di sana tidak dilaksanakan shalat berjama'ah, terkecuali syaitan telah menguasai mereka. Maka hendaklah kamu senan-tiasa bersama jama'ah (golongan yang banyak), karena sesungguhnya serigala hanya akan memangsa domba yang jauh terpisah (dari rombongannya)'.
(HR. Ahmad, Abu Daud, An-Nasai dan lainnya, hadits hasan )

Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa mendengar panggilan adzan namun tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, ter-kecuali karena udzur (yang dibenarkan dalam agama)'.
(HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya, hadits shahih)

Dari Ibnu Mas'ud radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam mengajari kami sunnah-sunnah (jalan-jalan petunjuk dan kebenaran) dan di antara sunnah-sunnah tersebut adalah shalat di masjid yang dikuman-dangkan adzan di dalamnya.
(HR. Muslim)

b. Keutamaan Shalat Berjama'ah

Shalat berjama'ah mempunyai keutamaan dan pahala yang sangat besar, banyak sekali hadits-hadits yang menerangkan hal tersebut di antaranya adalah:

Dari Ibnu Umar radhiallaahu anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Shalat berjama'ah dua puluh tujuh kali lebih utama daripada shalat sendirian.
(Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, 'Shalat seseorang dengan berjama'ah lebih besar pahalanya sebanyak 25 atau 27 derajat daripada shalat di rumahnya atau di pasar (maksudnya shalat sendirian). Hal itu dikarenakan apabila salah seorang di antara kamu telah berwudhu dengan baik kemudian pergi ke masjid, tidak ada yang menggerakkan untuk itu kecuali karena dia ingin shalat, maka tidak satu langkah pun yang dilangkahkannya kecuali dengannya dinaikkan satu derajat baginya dan dihapuskan satu kesalahan darinya sampai dia memasuki masjid. Dan apabila dia masuk masjid, maka ia terhitung shalat selama shalat menjadi penyebab baginya untuk tetap berada di dalam masjid itu, dan malaikat pun mengu-capkan shalawat kepada salah seorang dari kamu selama dia duduk di tempat shalatnya. Para malaikat berkata, 'Ya Allah, berilah rahmat kepadanya, ampunilah dia dan terimalah taubatnya.' Selama ia tidak berbuat hal yang mengganggu dan tetap berada dalam keadaan suci'.
(Muttafaq 'alaih)

c. Berjama'ah dapat dilaksanakan sekalipun dengan seorang makmum dan seorang imam.
Shalat berjama'ah bisa dilaksanakan dengan seorang makmum dan seorang imam, sekalipun salah seorang di antaranya adalah anak kecil atau perempuan. Dan semakin banyak jumlah jama'ah dalam shalat semakin disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dari Ibnu Abbas radhiallaahu anhuma, ia berkata, 'Aku pernah bermalam di rumah bibiku, Maimunah (salah satu istri Nabi shallallaahu alaihi wasallam), kemudian Nabi shallallaahu alaihi wasallam bangun untuk shalat malam, maka aku pun ikut bangun untuk shalat bersamanya, aku berdiri di samping kiri beliau, lalu beliau menarik kepalaku dan menempatkanku di samping kanannya'.
(Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiallaahu anhuma, keduanya berkata, 'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa ba-ngun di waktu malam hari kemudian dia membangunkan isterinya, kemudian mereka berdua shalat berjama'ah, maka mereka berdua akan dicatat sebagai orang yang selalu berdzikir kepada Allah'.
(HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri radhiallaahu anhu, 'Bahwasanya seorang laki-laki masuk masjid sedangkan Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam sudah shalat bersama para sahabatnya, maka beliau pun bersabda, 'Siapa yang mau bersedekah untuk orang ini, dan menemaninya shalat.' Lalu berdirilah salah seorang dari mereka kemudian dia shalat bersamanya'.
(HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, hadits shahih)

Dari Ubay bin Ka'ab radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, Shalat seseorang bersama orang lain (berdua) lebih besar pahalanya dan lebih mensucikan daripada shalat sendirian, dan shalat seseorang ditemani oleh dua orang lain (bertiga) lebih besar pahalanya dan lebih menyucikan daripada shalat dengan ditemani satu orang (berdua), dan semakin banyak (jumlah jama'ah) semakin disukai oleh Allah Ta'ala'.
(HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai, hadits hasan)

d. Hadirnya Wanita Di Masjid dan Keutamaan Shalat Wanita Di Rumahnya

Para wanita boleh pergi ke masjid dan ikut melaksanakan shalat berjama'ah dengan syarat menghindarkan diri dari hal-hal yang membangkitkan syahwat dan menim-bulkan fitnah, seperti mengenakan perhiasan, bersolek dan menggunakan wangi-wangian. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda:

Janganlah kalian melarang para wanita (pergi) ke masjid dan hendaklah mereka keluar dengan tidak me-makai wangi-wangian.
(HR. Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih)

Dan beliau juga bersabda:

Perempuan yang mana saja yang memakai wangi-wangian, maka janganlah dia ikut shalat Isya' berjama'ah bersama kami.
(HR. Muslim)

Pada kesempatan lain, beliau juga bersabda:

Perempuan yang mana saja yang memakai wangi-wangian, kemudian dia pergi ke masjid, maka shalatnya tidak diterima sehingga dia mandi.
(HR. Ibnu Majah, hadits shahih)

Jika salah seorang dari kalian (wanita) menghadiri mesjid maka janganlah menyentuh wangi-wangian.
(HR. Muslim)

Beliau juga bersabda:

Jangan kamu melarang istri-istrimu (shalat) di masjid, namun rumah mereka sebenarnya lebih baik untuk mereka.
(HR. Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

Dalam sabdanya yang lain:

Shalat seorang wanita di salah satu ruangan rumahnya lebih utama daripada di bagian tengah rumahnya dan shalatnya di kamar (pribadi)-nya lebih utama daripada (ruangan lain) di rumahnya.
(HR. Abu Daud dan Al-Hakim)

Beliau bersabda pula:

Sebaik-baik tempat shalat bagi kaum wanita adalah bagian paling dalam (tersembunyi) dari rumahnya.
(HR. Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih)

Meluruskan Dan Merapatkan Shaf Dalam Sholat Berjama`ah

Selanjutnya... readmore »»

Ruku'

Tangan tidak pada lutut (lihat gambar)



Punggung mendongak ke atas (lihat gambar)



I'tidal

Tangan menengadah ke atas (lihat gambar)



Sujud



Siku menempel pada lantai (lihat gambar)



Duduk diantara 2 sujud

Tidak iftirasyi (lihat gambar)

Smile



Sholat Berjama`ah

Selanjutnya... readmore »»

Dari Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz kepada seluruh orang melihat tulisan ini dari kalangan kaum muslimin

“Merupakan dari perbuatan sunnah, seorang muslim mengucapkan setelah setiap shalat fardu membaca ASTAGHFIRULLAH tiga kali,
kemudian dilanjutkan dengan:


ALLAHUMMA ANTAS SALAAM WA MINKAS SALAAM TABAARAKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM

LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAH



LAA ILAAHA ILLALLAHU, LAA NA'BUDU ILLA IYYAHU, LAHUN NI'MATU WALAHUL FADHLU WALAHUTS TSANAA-UL HASAN, LAA ILAAHA ILLALLAHU, MUKHLISHIINA LAHUDDINA WALAU KARIHAL KAAFIRUUN, ALLAHUMMA LAA MAA NI'A LIMAA A'THOITA, WA LAA MU'TIYA LIMAA MANA'TA, WALAA YANFA' DZAL JADDI MINKAL JADDU.

Khusus setelah shalat subuh dan maghrib, bacalah zikir yang dibawah ini sepuluh kali setelah mengucapkan zikir yang di atas:



LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYII WAYUMIIT WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR

Kemudian membaca: SUBHAANALLAH tigapuluh tiga kali, ALHAMDULILLAH tigapuluh tiga kali; ALLAHU AKBAR tigapuluh tiga kali; untuk melengkapi bilangan menjadi seratus bacalah:



LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR

Kemudian membaca ayat kursi, kemudian surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas, kalau seandainya setelah shalat subuh dan maghrib dibaca tiga kali.

Inilah yang lebih baik (afdhal) dan semoga Allah menganugerahkan shalawat dan salam kepada nabi kita Muhammad dan atas keluarga beliau dan sahabat-sahabatnya serta yang mengikutinya dengan baik sampai hari pembalasan.

Berapa Kesalahan Gerakan Sholat

Selanjutnya... readmore »»

Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir setelah membaca do'a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do'a lainnya.

"Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat) adalah mengucapkan salam."
(Hadits dikeluarkan dan disahkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)

Caranya

Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do'a salam kemudian ke kiri.

Dari 'Amir bin Sa'ad, dari bapaknya berkata: Saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi salam ke sebelah kanan dan sebelah kirinya hingga terlihat putih pipinya.
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim dan An-Nasa-i serta ibnu Majah)

Dari 'Alqomah bin Wa-il, dari bapaknya, ia berkata: Aku sholat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka beliau membaca salam ke sebelah kanan (menoleh ke kanan): "As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh." Dan kesebelah kiri: "As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)

Macam-macam Bacaan Salam

Kadang-kadang beliau membaca:



As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

atau



As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)

atau



As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi

(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim)

atau



As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan An-Nasa-i)

atau



As Salamu'alaikum dengan sedikit menoleh ke kanan tanpa menoleh ke kiri
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)

Gerak yang dilarang

Sering terlihat orang yang mengucapkan salam ketika menoleh ke-kanan dibarengai dengan gerakan telapak tangan dibuka kemudian ketika menoleh ke kiri tangan kirinya di buka. Gerakan tangan ini dilarang oleh shallallahu 'alaihi wa sallam.

"Mengapa kamu menggerakkan tangan kamu seperti gerakan ekor kuda yang lari terbirit-birit dikejar binatang buas? Bila seseorang diantara kamu mengucapkan salam, hendaklah ia berpaling kepada temannya dan tidak perlu menggerakkan tangannya." [Ketika mereka sholat lagi bersama Rasullullah, mereka tidak melakukannya lagi]. (Pada riwayat lain disebutkan: "Seseorang diantara kamu cukup meletakkan tangannya di atas pahanya, kemudian ia mengucapkan salam dengan berpaling kepada saudaranya yang di sebelah kanan dan saudaranya di sebelah kiri).
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim, Abu 'Awanah, Ibnu Khuzaimah dan At-Thabrani).

Diantara gerakkan bid’ah yang dilakukan saat salam adalah gerakkan yang dilakukan oleh orang syi’ah dengan menepukkan kedua tangannya di atas paha tiga kali, sebagai pengganti salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal seperti ini dilakukan oleh syi’ah Iran dan sekitarnya. Maksud dari gerakan itu adalah melaknat malaikat Jibril karena mereka mengatakan Jibril telah salah menyampaikan wahyu.

Dzikir Setelah Sholat

Selanjutnya... readmore »»

Tasyahhud awwal dan duduknya merupakan kewajiban dalam sholat
Tempat dilakukannya

Duduk tasyahhud awwal terdapat hanya pada sholat yang jumlah roka'atnya lebih dari dua (2), pada sholat wajib dilakukan pada roka'at yang ke-2. Sedang duduk tasyahhud akhir dilakukan pada roka'at yang terakhir. Masing-masing dilakukan setelah sujud yang kedua.

Cara duduk tasyahhud awwal dan tasyahhud akhir

Waktu tasyahhud awwal duduknya iftirasy (duduk diatas telapak kaki kiri) (lihat gambar) sedang pada tasyahhud akhir duduknya tawaruk (duduk dengan kaki kiri dihamparkan kesamping kanan dan duduk diatas lantai) (lihat gambar), pada masing-masing posisi kaki kanan ditegakkan.



tasyahhud awwal duduk iftirasy



duduk tawaruk



bila tidak mampu duduk tawaruk

Dari Abi Humaid As-Sa'idiy tentang sifat sholat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkat, "Maka apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dalam dua roka'at (-tasyahhud awwal) beliau duduk diatas kaki kirinya dan bila duduk dalam roka'at yang akhir (-tasyahhud akhir) beliau majukan kaki kirinya dan duduk di tempat kedudukannya (lantai dll)."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)

Letak tangan ketika duduk

Untuk kedua cara duduk tersebut tangan kanan ditaruh di paha kanan sambil berisyarat dan/atau menggerak-gerakkan jari telunjuk dan penglihatan ditujukan kepadanya, sedang tangan kirinya ditaruh/terhampar di paha kiri (lihat gambar).





Dari Ibnu 'Umar berkata Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam bila duduk didalam shalat meletakkan dua tangannya pada dua lututnya dan mengangkat telunjuk yang kanan lalu berdoa dengannya sedang tangannya yang kiri diatas lututnya yang kiri, beliau hamparkan padanya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Nasa-i).

Berisyarat dengan telunjuk, bisa digerakkan bisa tidak

Selama melakukan duduk tasyahhud awwal maupun tasyahhud akhir, berisyarat dengan telunjuk kanan, disunnahkan menggerak-gerakkannya. Kadang pada suatu sholat digerakkan pada sholat lain boleh juga tidak digerak-gerakkan.

"Kemudian beliau duduk, maka beliau hamparkan kakinya yang kiri dan menaruh tangannya yang kiri atas pahanya dan lututnya yang kiri dan ujung sikunya diatas paha kanannya, kemudian beliau menggenggam jari-jarinya dan membuat satu lingkaran kemudian mengangkat jari beliau maka aku lihat beliau menggerak-gerakkannya berdo'a dengannya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa-i).

"Dari Abdullah Bin Zubair bahwasanya ia menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berisyarat dengan jarinya ketika berdoa dan tidak menggerakannya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud).


Membaca do'a At-Tahiyyaat dan As-Sholawaat

Do'a tahiyyat ini ada beberapa versi, untuk hendaklah dipilih yang kuat dan lafadhznya belum ditambah-tambah. Salah satu contoh riwayat yang baik adalah sebagai berikut:

Berkata Abdullah : "Kami apabila shalat di belakang nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keselamatan atas jibril dan mikail keselamatan atas si fulan dan si fulan maka rasulullah berpaling kepada kami. Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berkata : sesungguhnya Allah itu As-salam maka apabila shalat hendaklah kalian itu mengucapkan:



"AT-TAHIYYAATU LILLAHI WAS SHOLAWATU WAT THAYYIBAAT, AS-SALAMU'ALAIKA AYYUHAN NABIY WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUHU, AS-SALAAMU 'ALAINA WA 'ALAA 'IBAADILLAHIS SHALIHIN. ASYHADU ALLAA ILAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA RASULUHU"

artinya: segala kehormaatan, shalawat dann kebaikan kepunyaan Allah, semoga keselamatan terlimpah atasmu wahai Nabi dan juga rahmat Allah dan barakah-Nya. Kiranya keselamatan tetap atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih; -karena sesungguhnya apabila kalian mengucapkan sudah mengenai semua hamba Allah yang shalih di langit dan di bumi- Aku bersaksi bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammmad itu hamba daan utusan-Nya.
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari).

Dari Ka'ab bin Ujrah berkata : "Maukah aku hadiahkan kepadamu sesuatu ? Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang kepada kami, maka kami berkata : 'Ya Rasulullah kami sudah tahu bagaimana cara mengucapkan salam kepadamu, lantas bagaimana kami harus bershalawat kepadamu? Beliau berkata : ucapkanlah:



"ALLAAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA SHALLAITA 'ALAA AALI IBRAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID. ALLAAHUMMA BAARIK 'ALAA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BARAKTA 'ALAA AALI IBRAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID."

artinya: "Ya Allah berikanlah Shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada keluarga Ibarahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung."

Berdo'a berlindung dari empat (4) hal.

Hal ini dilakukan pada duduk tasyahhud akhir saja.

…..Apabila kamu telah selesai bertasyahhud akhir maka…
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Agar tidak menyalahi riwayat -hadits Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam- ini maka dalam tasyahhud awwal bacaannya berhenti sampai membaca sholawat pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedang ta'awudz (berlindung dari 4 hal) ini dibaca hanya ketika tasyahhud akhir.

Dari Abu Hurairah berkata; berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Apabila kamu telah selesai bertasyahhud maka hendaklah berlindung kepada Allah dari empat (4) hal, dia berkata:



"ALLAAHUMMA INNII A'UUDZUBIKA MIN 'ADZAABI JAHANNAMA WA MIN 'ADZAABIL QABRI WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAAL."

artinya: "Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, siksa kubur, fitnahnya hidup dan mati serta fitnahnya Al-Masiihid Dajjaal."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim dengan lafadhz Muslim)

Berdo'a dengan do'a/permohonan lainnya

…kemudian (supaya) dia memilih do'a yang dia kagumi/senangi…
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan Al-Bukhari)

17. Salam

Selanjutnya... readmore »»

Pada masalah ini ada dua tempat/kondisi, yaitu bangkit menuju roka'at berikut dari posisi sujud kedua -pada akhir roka'at pertama dan ketiga- dan bangkit dari posisi duduk tasyahhud awal -pada roka'at kedua.

> Bangkit/bangun dari sujud untuk berdiri (dari akhir roka'at pertama dan ketiga) didahului dengan duduk istirahat atau tanpa duduk istirahat, bangkit berdiri seraya bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Ketika bangkit bisa dengan tangan bertumpu pada lantai atau bisa juga bertumpu pada pahanya.

Tangan bertumpu pada satu pahanya

Dari Wail bin Hujr dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ,berkata (Wa-il); "Maka tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersujud dia meletakkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua tangannya; Berkata (Wa-il): Bila sujud maka …..dan apabila bangkit dia bangkit atas kedua lututnya dengan bertumpu pada satu paha."
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Dawud)

Tangan bertumpu pada lantai (tempat sujud)

Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertumpu pada lantai ketika bangkit ke roka'at kedua.
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari)

Diselai duduk istirahat

Dari Malik bin Huwairits bahwasanya di malihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sholat, maka bila pada roka'at yang ganjil tidaklah beliau bangkit sampai duduk terlebih dulu dengan lurus."
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

> Bangkit dari duduk tasyahhud awwal (dari roka'at kedua) dengan mengangkat kedua tangan seraya bertakbir seperti pada takbiratul ihram.

Mengangkat tangan ketika takbir

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika bangkit dari duduknya mengucapkan takbir, kemudian berdiri
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Ya'la)

16. Duduk Tasyahhud Awwal Dan Tasyahhud Akhir

Selanjutnya... readmore »»

Setelah sujud pertama -dimana dalam setiap roka'at ada dua sujud- maka kemudian bangun untuk melakukan duduk diantara dua sujud.Dalam bangun dari sujud ini disertai dengan takbir dan kadang mengangkat tangan (Berdasar hadits dari Ahmad dan Al-Hakim).

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bangkit dari sujudnya seraya bertakbir"
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

14. Duduk Antara Dua Sujud

Selanjutnya... readmore »»

Sujud dilakukan setelah i'tidal thuma-ninah dan jawab tasmi' (Rabbana Lakal Hamd...dst)

Caranya

Dengan tanpa atau kadang-kadang dengan mengangkat kedua tangan (setentang pundak atau daun telinga) seraya bertakbir, badan turun condong kedepan menuju ke tempat sujud, dengan meletakkan kedua lutut terlebih dahulu (lihat gambar) baru kemudian meletakkan kedua tangan (lihat gambar) pada tempat kepala diletakkan dan kemudian meletakkan kepala kepala dengan menyentuhkan/menekankan hidung dan jidat/kening/dahi ke lantai (tangan sejajar dengan pundak atau daun telinga).

Dari Wail bin Hujr, berkat, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika hendak sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit mengangkat dua tangan sebelum kedua lututnya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Tirmidzi An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Ad-Daarimy)

"Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa'i dan Daraquthni)

"Terkadang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangannya [dan membentangkan] serta merapatkan jari-jarinya dan menghadapkannya ke arah kiblat."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Al-Hakim, Al-Baihaqi)

"Beliau meletakkan tangannya sejajar dengan bahunya"
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Tirmidzi)

"Terkadang beliau meletakkan tangannya sejajar dengan daun telinganya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa'i)

Cara Sujud

> Bersujud pada 7 anggota badan (lihat gambar), yakni jidat/kening/dahi dan hidung (1), dua telapak tangan (3), dua lutut (5) dan dua ujung kaki (7). Hal ini berdasar hadits:

Dari Ibnu 'Abbas berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Aku diperintah untuk bersujud (dalam riwayat lain; Kami diperintah untuk bersujud) dengan tujuh (7) anggota badan; yakni kening sekaligus hidung, dua tangan (dalam lafadhz lain; dua telapak tangan), dua lutut, jari-jari kedua kaki dan kami tidak boleh menyibak lengan baju dan rambut kepala."
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Jama'ah)

> Dilakukan dengan menekan

"Apabila kamu sujud, sujudlah dengan menekan."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad)

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menekankan kedua lututnya dan bagian depan telapak kaki ke tanah."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Baihaqi)

> Kedua lengan/siku tidak ditempelkan pada lantai, tapi diangkat dan dijauhkan dari sisi rusuk/lambung.

Dari Abu Humaid As-Sa'diy, bahwasanya Nabi shalallau 'alaihi wasallam bila sujud maka menekankan hidung dan dahinya di tanah serta menjauhkan kedua tangannya dari dua sisi perutnya, tangannya ditaruh sebanding dua bahu beliau."
(Diriwayatkan oleh Al Imam At-Tirmidzi)

Dari Anas bin Malik, dari Nabi shalallau 'alaihi wasallam bersabda:
"Luruskanlah kalian dalam sujud dan jangan kamu menghamparkan kedua lengannya seperti anjing menghamparkan kakinya."
(Diriwayatkan oleh Al-Jama'ah kecuali Al Imam An-Nasa-i, lafadhz ini bagi Al Imam Al-Bukhari)

"Beliau mengangkat kedua lengannya dari lantai dan menjauhkannya dari lambungnya sehingga warna putih ketiaknya terlihat dari belakang"
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim)

> Menjauhkan perut/lambung dari kedua paha

Dari Abi Humaid tentang sifat sholat Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Apabila dia sujud, beliau merenggangkan antara dua pahanya (dengan) tidak menopang perutnya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)

> Merapatkan jari-jemari

Dari Wa-il, bahwasanya Nabi shalallau 'alaihi wasallam jika sujud maka merapatkan jari-jemarinya.
(Diriwayatkan oleh Al Imam Al-Hakim)

> Menegakkan telapak kaki dan saling merapatkan/menempelkan antara dua tumit

Berkata 'A-isyah isteri Nabi shalallau 'alaihi wasallam: "Aku kehilangan Rasulullah shalallau 'alaihi wasallam padahal beliau tadi tidur bersamaku, kemudian aku dapati beliau tengah sujud dengan merapatkan kedua tumitnya (dan) menghadapkan ujung-ujung jarinya ke kiblat, aku dengar…"
(Diriwayatkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Ibnu Huzaimah)

> Thuma-ninah dan sujud dengan lama

Sebagaimana rukun sholat yang lain mesti dikerjakan dengan thuma-ninah. Juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kalau bersujud baiasanya lama.

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan ruku', berdiri setelah ruku' dan sujudnya juga duduk antara dua sujud hampir sama lamanya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Sujud Langsung Pada Tanah atau Boleh Di Atas Alas

"Para shahabat sholat berjama'ah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada cuaca yang panas. Bila ada yang tidak sanggup menekankan dahinya di atas tanah maka membentangkan kainnya kemudian sujud di atasnya"
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim)

Bacaan Sujud

Rasulullah membaca

SUBHAANA RABBIYAL A'LAA 3 kali
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dll)

atau kadang-kadang membaca

SUBHAANA RABBIYAL A'LAA WA BIHAMDIH, 3 kali
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dll)

atau

SUBHAANAKALLAAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAAHUMMAGHFIRLII
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Bacaan Yang Dilarang Selama Sujud

"Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Qur-an sewaktu ruku' dan sujud…"
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Abu 'Awwanah).

13. Bangun Dari Sujud Pertama

Selanjutnya... readmore »»